Pages

Monday 26 October 2015

Melihat Benturan Muhammadiyah dengan PKS

Sekitar satu bulan sebelum gempa Yogyakarta (Mei 2006), Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga seperti mendapatkan ‘gempa’ permulaan, akibat pengajuan salah satu judul skripsi yang terlalu ‘berani’. Judulnya, Pengaruh Strategi Dakwah PKS Terhadap Muhammadiyah. Selain judulnya yang sensitif, diramalkan skripsi ini juga akan sulit terselesaikan karena objek penelitiannya akan menjadi sangat subjektif. Setelah beberapa kali bolak-balik menanyakan kabar proposal tersebut, akhirnya dapat jawaban juga. Disetujui di bawah bimbingan Kepala Jurusan langsung! Waduh!

Dalam satu kesempatan sang Kajur menyampaikan bahwa beberapa dosen enggan menjadi pembimbing karena judulnya berkaitan dengan hal yang sensitif. Beberapa hari kemudian Gempa melanda Yogyakarta, dan perkuliahan di UIN Sunan Kalijaga pun diliburkan selama kurang lebih tiga bulan. Alhamdulillah....

Akibat dari libur yang terlalu lama, membuat saya khilangan gairah. Ah..... Baiklah, segera ke inti kajian yang saya temukan dalam penelitian, karena terlalu panjang maka hanya akan saya kutipkan sebagian saja.

Kehadiran PKS memiliki implikasi yang kompleks terhadap gerakan Muhammadaiyah di Kecamatan Minggir. Di satu sisi kehadiran PKS telah mengubah gerak Muhammadiyah yang statis dan monoton menjadi lebih dinamis dan kreatif. Di sisi lain kehadiran PKS telah mengubah konsentrasi dakwah umat yang selama ini digarap Muhammadiyah menjadi terpecah. Penyusutan jumlah kader potensial di Muhammadiyah juga menjadi imbas dari kehadiran PKS. Secara umum PKS telah memberi warna baru dan perubahan-perubahan bagi Muhammadiyah dalam berbagai segi di antaranya:

Struktur Organisasi
Kehadiran PKS yang juga melakukan berbagai aktifitas dakwah telah menarik kader-kader Muhammadiyah untuk ikut bergabung dengan alasan-alasan yang bemacam-macam. Baik bersifat umum sampai yang bersifat personal. Sebagian kader tersebut yang duduk di struktur organisasi cabang maupun ranting kemudian hijrah ke PKS umumya juga menjadi kader-kader tumpuan. Sehingga mereka juga dipercaya duduk dalam kepengurusan DPC PKS.

Kondisi ini secara otomatis menjadikan secara struktural terjadi dua kemungkinan, pertama, kader yang hijrah tersebut konsen ke PKS dan meninggalkan Muhammadiyah, kemudian ada pula ynag masih menjalani dua aktifitas sekaligus yakni di PKS dan Muhammadiyah. Ini mengakibatkan terjadinya ketidakefektifan dalam pelaksanaan program. Serta kemungkinan berkurangnya kader-kader potensial di tubuh Muhammdiyah.

Hal yang paling nyata dan bisa dirasakan adalah berkurangnya jumlah anggota pimpinan yang hadir pada setiap rapat rutin untuk menggodok serta mengevaluasi jalannya organisasi yang dilaksanakan setiap bulan.

Secara mencolok, perubahan ini terlihat dalam Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyah. Sedangkan di Muhammadiyah dan ‘Aisyiah dampak ini masih belum signifikan. Mengingat gerak langkah PKS memang sasaran utamanya adalah pemuda dengan acara yang bernuansa kepemudaan. Meskipun demikian fenomena ini mendapat cukup perhatian dari Muhammadiyah, karena bagaimanapun juga PM dan NA akan menjadi penerus pergerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiah.

Penataan struktur organisasi pun terus dilakukan oleh Muhammadiyah dengan mengadakan koordinasi antara Muhamamdiyah dan Ortom yang lebih intensif, membangun komunikasi dan kerja sama yang lebih erat.

Kemudian mengenai munculnya TKIT dan SDIT yang dikelola oleh kader-kader PKS, secara struktural Muhammadiyah lalu menjalin kerja sama dengan kepala TK dan Kepala Sekolah dari tingkat desa sampai atas guna menjalin koordinasi, terutama mengenai penerimanan siswa baru setiap akan dimulainya tahun ajaran baru.

Sehingga kehadiran PKS telah mendorong semakin intens dan efektifnya struktur dalam Muhammadiyah untuk saling bahu membahu dalam memperkuat ketahanan Muhammadiyah ke depan. PKS di satu sisi menjadi rival namun di sisi lain juga menjadi pemacu yang membangunkan tidur panjang Muhammadiyah.

Pengaktifan masing-masing ranting dan majlis yang semula tidak berfungsi juga menjadi perhatian Muhammadiyah sebagai dampak gencarnya perkembangan dakwah PKS. Sekarang ini ranting-ranting mendapat perhatian lebih dalam penanaman kembali ideologi Muhammadiyah. Tokoh-tokoh cabang lebih aktif turun ke ranting untuk memberikan kajian-kajian dan ceramah-ceramah mengenai ideologi Muhammadiyah.

Secara struktural kini sekolah-sekolah Muhammadiyah benar-benar di bawah cabang. Cabang yang selama ini kurang memiliki taring, kini mengeluarkan jurus-jurusnya untuk menekan sekolah-sekolah Muhammadiyah lebih serius lagi dalam mendidik dan mempersiapkan  calon-calon kader Muhammadiyah. Baik secara kwantitas maupun kwalitas.

Dampak kehadiran PKS bagi Muhammadiyah secara struktural secara garis besar dapat disimpulkan.

Manajemen organisasi yang lemah dan berbagai aktifitas pimpinan yang padat mengakibakan selama ini Muhammadiyah tidak berjalan dengan maksimal. Pasca hadirnya PKS kehadiran ini di satu sisi telah membuat Muhammadiyah kehilangan banyak kader-kader aktif yang menginginkan perubahan namun tidak mendapatkannya di Muhammadiyah. Banyak kader-kader muda potensial yang kemudian lebih aktif di PKS. Hal ini telah disikapi oleh pimpinan. Imbasnya unsur-unsur pimpinan semakin memperkuat dan menata struktur organisasi  agar tidak roboh dengan menempuh berbagai langkah di antaranya:

a.    Mempererat kedekatan Cabang dengan ranting melalui forum-forum kajian yang melibatkan pimpinan cabang sebagai pembicara.
b.    Mengaktifkan kembali majlis-majlis yang selama ini kurang diperhatikan, terutama majlis dikdasmen dan majelis Wakaf dan ZIS.
c.    Melakukan koordinasi seara rutin dengan Kepala TK dan Sekolah-sekolah Muhammadiyah. Untuk memperlancar komunikasi dan pembinaan terhadap kader-kader yang mengelola amal usaha pendidikan.
d.    Membuat Kantor Cabang secara resmi sebagai bagian dari identitas Muhammadiyah sekaligus untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

Dan seterusnya.....
Kesimpulan yang saya ambil, dilihat dari sisi positif, kehadiran PKS bagi Muhammadiyah ibarat seorang pengendara honda astrea grand tahun 1994 list merah yang sedang mengendarai dengan santainya di jalan, tiba-tiba dari belakang ada motor honda C-70 mendahului dengan kecepatan penuh. Kontan saja pengendara astrea grand tersentak dan kemudian memacu kendaraannya agar tidak tertinggal. Dengan adanya pesaing baru, Muhammadiyah bisa benar-benar mengamalkan kalimat fastabiqul khairat!

Sumber
*) Penulis pernah menjadi sekretaris Ranting Pemuda Muhammadiyah Sendangagung Minggir.

No comments:

Post a Comment