Pages

Tuesday 15 November 2016

Tentang HTI, Liberal, Ahlussunnah wal jama'ah dll

Setiap orang punya masa - masa pencariannya masing - masing. Berdebat panjang lebar tentang apa saja, termasuk ideologi agama yang dianutnya.

Dan jika boleh bilang, ini adalah serpihan salah satu yang paling berkesan buat saya. Saat saya dan kawan kawan lain yang saling silang ideologi berkumpul di salah satu lapak FB kawan saya. Silahkan nikmati komentar - komentar di status ini.

Dan salah satu komentar dari kawan saya yang mungkin bisa memberikan pencerahan pula bisa disimak di bawah ini. (Tulisan ini juga bisa ditemukan di antara komentar di lapak kawan saya yang juga diposting ulang oleh penulisnya di akun fbnya)

====
Oleh : Mumtazal Admi
Ini komentar panjang, anggep aja cerita pengantar tidur yaaa, hehehe
1. Mengenai tuduhan Liberal
2. Kebenaran kritik atas Felix Siaw dan HTI
3. Menyikapi dinamika Pergerakan Islam
4. Penutup

====

1. Mengenai Tuduhan Liberal
Apa yang dilakukan Gina memang sebuah blunder yang cukup serius buat beberapa orang yang sangat sensitif terhadap JIL. Hanya saja, sampai sekarang kita tidak punya definisi khusus mengenai "liberal". Yang ada hanya definisi mengenai JIL, bukan Liberal itu sendiri. Kadang, orang-orang yang bicara toleransi, plurarisme, dll langsung dicap liberal. Padahal, kalo "liberal" sekadar diartikan sebagai "orang-orang yang bebas alias lebih sering menggunakan akal" maka SEMUA ORANG yang hari ini memiliki slogan "KEMBALI PADA AL QUR'AN DAN HADITS" adalah juga liberal. Kenapa? Karena mereka tidak memahami Al Qur'an dan Hadits itu melalui pemikiran madzhab yang valid dan bersambung ke Rasulullah.

Sekedar informasi, setiap hadits ataupun ayat yang keluar dari lisan para penceramah di kampung2 malah lebih murni, karena mereka mengucapkan apa yang telah diucapkan gurunya. Gurunya mengucapkan apa yang didengar dari guru-dari-gurunya. Teruuuuuus bersambung sampai kepada Imam Syafi'i. Imam Syafi'i dapat dari Imam Malik, Imam Malik dapat dari Nafi', Nafi' dari Ibnu Umar, dan Ibnu Umar dari Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak hanya membaca, tapi ketemu langsung dengan guru. Kalo ada keliru, langsung dikoreksi. Kalau ada sesuatu, langsung bisa dicontohkan sehingga sama persis dengan yang Rasulullah ajarkan.

SEMUA ORANG yang hari ini memiliki slogan "KEMBALI PADA AL QUR'AN DAN HADITS" biasanya tidak punya jalur semacam itu. Kalo ditelusuri ke guru-gurunya, tidak ada sambungan kepada Rasulullah. Mereka terputus. Karenanya, segala pemikiran langsung diambil dari Al Qur'an dan Hadits. Dengan tafsiran siapa? Tentu dengan tafsiran sendiri. Tidak seperti para penganut madzhab yang menafsirkan segala sesuatu seperti ditafsirkan ulama, yang bersambung sampai Rasulullah. Artinya, secara tidak langsung para penganut madzhab ini menafsirkan Al Qur'an dan Hadits dengan tafsiran Rasulullah, yang diajarkan kepada Ibnu Umar, lalu diajarkan kembali kepada muridnya, lalu dilanjutkan lagi, teruuuuuuus sampai ke kita 

Karena itu, pengertian liberal sendiri jadi agak membingungkan. Tapi dalam pembahasan ini, baiklah, kita berpedoman pada list dari Devi aja.

Dari list yang dikasih Devi, menurutku ada beberapa nama yang kurang pantas disebut liberal, misalnya Syafi'i Ma'arif (dari Muhammadiyah) dan Said Agil Siradj (dari NU). Dari ceramah dan tausiyahnya (di TV, majalah, dll) aku ndak melihat keduanya liberal, bahkan beliau berdua sangat kental ke-Muhammadiyah-an dan ke-NU-an nya.

Di Aswaja TV, Said Agil Siradj bahkan kelihatan sangat menguasai khazanah dan mengingatkan jamaahnya buat tetap berpegang pada ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Beliau juga menjelaskan mengenai Syiah, Ahmadiyah dan Liberal sendiri, yang kata beliau pola pikirnya mirip dengan Mu'tazilah. Tapi setelah penjelasan itu, beliau tetap menyarankan jamaah buat berpegang pada ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah saja, jangan yang aneh-aneh.

Dari sini saya mau menyatakan keprihatinan bahwa akhir-akhir ini tuduhan Liberal sangat gampang terucap. Kenapa? Karena itulah satu2nya cara termudah untuk mengeluarkan seeorang dari Islam. Kenapa ini terjadi? Karena bangunan Ahlussunnah Wal Jamaah (dalam hal ini diwakili NU dan Muhammadiyah) yang begitu kokoh dan tidak mudah goyah. Maka, tokohnya dituduh liberal. Selanjutnya, tinggal bikin fatwa bahwa Liberal itu di luar Islam alias Kafir, gampang kan?

Gejala ini tidak hanya menggunakan label liberal, melainkan juga Syiah. Bahkan tokoh selevel Habib Rizieq juga dituduh Syi'ah (Walaupun aku nggak setuju ama aksi FPI, tapi FPI dan Habib Rizieq itu Ahlussunnah Wal Jamaah!). Langkah selanjutnya : menyebarkan propaganda bahwa Syiah bukan Islam! Astaghfirullah... Begitu mudahnya takfir (tuduhan kafir) dilakukan oleh orang-orang itu.

Karena itu, kita musti menahan diri dari perilaku semacam itu. Media juga mempengaruhi kita. Kalau kita akrab dengan media pro-takfir, maka lama-kelamaan akan mudah juga bagi kita untuk melakukan hal serupa...
Apakah dengan Gina nge-share dari page Gus Dur, lantas tuduhannya jadi patah? tunggu dulu... Kita bahas di bagian 2.

2. Kebenaran kritik atas Felix Siaw dan HTI
Kritik atas Felix Siaw dan HTI ternyata tidak hanya datang dari massa pro-Gus Dur (yang mungkin dianggap liberal). PKS (alias IM : Ikhwanul Muslimin) juga tidak suka HTI. Pernah ada cerita, mentoring/liqo' di salah satu kampus, ada mentee yang ketahuan ikut HTI. Besok2nya dia gak diajak mentoring lagi. Wahabi juga tidak suka HTI. Syi'ah juga juga tidak suka HTI. Liberal juga tidak suka HTI Dst. Dan begitu pula sebaliknya... Adanya jamaah-jamaah ini pastilah karena ada perbedaan satu sama lain. Kalau mereka satu ide, ngapain bikin jemaah baru, iya kan? maka dari itu, wajar jika satu sama lain saling bertentangan.

Sudah banyak pihak yang mengkritik Felix Siaw (search aja di gugel ya, pake kata kunci "kritik Felix Siaw"). Ada yang mengkritik pemikirannya soal khilafah, soal hak cipta yang kata dia tidak diakui dalam Islam, soal industri migas, dan lain-lain. Dan para kritikus itu sama sekali bukan orang liberal. Mereka masyarakat awam yang paham mengenai bidang tsb (bidang syariah, bidang hak cipta, bidang migas, dll) dan menganggap pemikiran Felix Siaw ini memang keliru.

Memang terlihat sekali twit, postingan dan ulasan dari Felix Siauw seingkali terbawa hawa nafsu. Dan kenyatannya, masyarakat suka yang begitu. Banyak orang males dengerin ceramah soal akhlak, sabar, tawakkal, dll tapi langsung semangat ketika mendengar kata Jihad, Konspirasi!, Pemerintah yang Dzalim, dan yang serupa. So, kita ndak salahkan Felix 100%, toh memang ada pasarnya, hehe. Kalo dia ndak bikin sesuatu yang WOW, bisa-bisa fansnya pada pergi xD

Artinya, kita ndak bisa menolak begitu saja pendapat yang menganggap pemikiran Felix mengenai Nasionalisme adalah keliru. Habib Lutfi nasionalis, tapi beliau bukan liberal. Banyak ulama yang nasionalis, dan mereka bukan liberal. Jadi, kita tidak bisa menuduh setiap orang yang mengkritik HTI sebagai Liberal. Kalaupun para kritikus itu liberal, so what? Misal nih, ada orang PKS yang pingin menjatuhkan HTI. Tentu dia akan cari semua argumen buat menjatuhkan HTI. Argumen dari liberal pun sah sah aja buat diambil, asalkan dia sendiri tetep seorang PKS. Keyakinannya tidak berubah sebagai seorang PKS, hanya saja dia mengambil amunisi dari Liberal buat menembak HTI. Bukankah hal itu biasa dalam peperangan? Dan karena banyaknya pergerakan Islam, mereka saling berkompetisi. Bukankah kompetisi itu mirip dengan suatu peperangan? Lalu bagaimana kita menyikapinya?

3. Menyikapi dinamika Pergerakan Islam
Pertama, kita perlu mengetahui peta pergerakan Islam dan ambil posisi! Saranku sih, ambil posisi dalam Firqah Najiyyah (Golongan Selamat) yang dijanjikan Rasul, yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah. Mereka itu Mayoritas Umat Islam (Sawad Al A'zham). Kata "Jamaah" dalam Ahlussunnah Wal Jamaah sendiri berarti mereka itu jamaah yang isinya banyak orang. Kalau di Indonesia, maka Ahlussunnah Wal Jamaah itu jelas sekali direpresentasikan oleh NU dan Muhammadiyah.

Kedua, kalau ada gesekan di antara kelompok tersebut, sikap terbaik adalah "just sit back, and wait for the result..."
Biarin aja Ahmadiyah, Syiah, Liberal, Wahabi, PKS, HTI pada berantem satu-sama lain. Doakan saja mereka semua habis dan saling membuka borok masing-masing. Umat Islam silakan duduk manis dan berpegang pada keyakinannya yang benar... 
Kecuali bila Ahlussunnah Wal Jamaah "diserang" (Misalnya saat IM menyerang Al Azhar yang merupakan representasi Ahlussunnah Wal Jamaah di Mesir dengan berbagai hinaan dan pemelintiran berita), maka kita wajib bertindak. Oiya, kalau mau konsisten dengan langkah pertama (mengetahui peta pergerakan Islam) maka kita juga perlu hati-hati mengambil sumber berita/pendapat, supaya orang yang kita ajak bicara bisa menerima pernyataan kita. Tapi hal itu bukanlah yang utama. Yang penting, bertindak dulu aja. Bela keyakinan Ahlussunnah Wal Jamaah bagaimanapun caranya.
Kalau di sini ada yang kontra-HTI, ya silakan serang HTI bagaimanapun caranya, karena di negaranya sendiri, HTI ini dilarang. HTI juga sering gegabah menuduhkan suatu pemerintahan sebagai thaghut, demokrasi kafir, dst. Parahnya, kadang rakyat pengikut demokrasi juga dianggap kafir karena pengikut demokrasi. Di sini sih aku belum lihat. Tapi kalau ada yang melihat gelagat ataupun pernyataan semacam itu, berarti dia sedang menyerang mayoritas umat, menyerang Ahlussunnah Wal Jamaah. Kalau terjadi yang demikian, silakan serang HTI bagaimanapun caranya. Bela umat Islam...

Ketiga, jangan mudah mengkafirkan, apapun alasannya. Takfir sangatlah berbahaya. Walaupun kita meyakini Ahlussunnah Wal Jamaah itu benar, bukan berarti kita jadi gampang mengkafirkan. Ahmadiyah, Syiah, Liberal, Wahabi, PKS, HTI semuanya ISLAM. Tentu saja, dengan penyimpangannya masing-masing 

4. Penutup
Di sini aku sama sekali tidak ingin merubah pendirian seseorang atau sekelompok orang. Entah kenapa, aku gak terlalu yakin posting dan komentar di FB itu gak bisa jadi sumber hidayah, apalagi diskusi semacam ini, karena diskusi agama semacam ini biasanya lebih pada menyatakan dan mempertahankan pendapat. Aku cenderung pada menyatakan pendapat aja. Mau dibantah pun, terserah. Mau diajukan argumen lain, sekarepe. Soale aku wis kadung cinta karo Ahlussunnah Wal Jamaah, NU dan Muhammadiyah... hehehe

Kata Buya Yahya (Cirebon), apapun pergerakannya, asalkan pergerakan itu : 1. Mengikrarkan diri berqqidah Asy'ariyyah wal Maturidiyyah, 2. Bermadzhab, 3. Tidak anti-tasawwuf, maka harus kita dukung karena itu sama dengan kita (Ketiganya adalah ciri Ahlussunnah Wal Jamaah). Itulah juga kenapa aku bilang Ahmadiyah, Syiah, Liberal, Wahabi, PKS, HTI semuanya ISLAM tapi dengan penyimpangannya masing-masing.

Tapi kalo ada yang tanya hakikat Ahlussunnah Wal Jamaah, aku yo gak begitu ngerti, hehehe. Ibaratnya ada orang yang suka banget sama Indonesia dan pingin jadi Indonesia, tapi gak ngerti Indonesia itu apa (Emangnya Indonesia itu artinya apaan ya? Hehehe) Nah, aku juga cinta, suka banget dan kalo disuruh milih ataupun memihak, maka aku akan pilih Ahlussunnah Wal Jamaah. Kebetulan, di Indonesia ini diwakili oleh NU dan Muhammadiyah. Kalo di Mesir, oleh Al Azhar. Ya gitu deh, susah dijelasin dengan kata-kata. Pokoke Ahlussunnah Wal Jamaah forever dah, hahaha :D

Sekali lagi, tujuanku cuma menyampaikan pendapat/pandangan. Kalau mau berdiskusi lebih jauh, ya monggo. Bakal tak layani sejauh pengetahuanku. Asal jangan berharap aku berharap pendirian. Soal paham, itu urusan kita buat menjelaskan. Soal hidayah, itu urusan Allah buat memberikan...
Semoga Allah memberikan hidayah buat kita semua ya

Dan semoga persahabatan kita di dunia nyata tetap terjalin dengan baik. Wong sama non-muslim aja kita berteman kan, apalagi sama yang sama-sama Islam. Eman-eman lah kalo misal hubungan kita yang sudah baik malah berubah...
Right or wrong, you're my friend. If you're right, just keep it right. If you're wrong, let "US" fix it 

Terimakasih atas perhatiannya
Sekian 

No comments:

Post a Comment